satuhatisumut.com | Medan: Selain masalah tumpukan tanah,proyek drainase di Jalan Sriwijaya ternyata tidak pasang plang proyek pekerjaan sehingga tidak diketahui nama perusahaan kontraktor,jumlah anggaran dan perusahaan konsultannya.
Sisi lain,salah seorang pedagang di lokasi awak media yang tidak mau di sebut namanya sangat mengeluhkan pekerjaan drainase ini yang sudah berlangsung satu bulan lebih.Akibat dari pekerjaan ini,para pedagang dan masyarakat terganggu berjualan dan mengalami putusnya sambungan air PAM,arus listrik dan sambungan air limbah. Kami tidak pernah ketemu dengan Pimpro dan pengawas dari PU selama proyek ini berjalan,untuk menyampaikan keluhan yang kami alami.
Dan pernah saya stop mereka bekerja akibat apa yang kami alami tersebut bang, lalu pengawasnya datang menjumpai saya dan masyarakat lalu kami sampaikan keluhan yang kami alami di depan Kepling.
Selanjutnya awak media ini ketemu dengan pengawas proyek mempertanyakan tentang plang proyek, pekerjaan dan nama perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut.
Anehnya,si pengawas tidak tahu nama perusahaan kontraktor nya karena ini sudah perusahaan yang pihak ketiga. saya tidak tahu bang,ujar si pengawas.
Kemudian,Rabu(12/1) wartawan mencoba menuju kantor lurah untuk mempertanyakan tentang pekerjaan drainase di Jalan Sriwijaya dan memberikan surat yang isinya hanya pemberitahuan dari Dinas PU.Pihak kelurahan juga tidak pernah jumpa sama Pimpinan Proyek (Pimpro) untuk menyampaikan keluhan masyarakat akibat dari pekerjaan proyek drainase tersebut Pengawas proyek yang kami jumpai di lapangan juga tidak mau tahu dengan keluhan masyarakat yang kami sampaikan untuk di sampaikan ke pimpinannya.Kami jadi bingung bang sama siapa kami sampaikan keluhan masyarakat tersebut.
Sebagaimana diketahui, tumpukan tanah bekas galian di Jalan Sei Belutu dan Jalan Sriwijaya cukup mengganggu warga sekitar dan pengendara yang melintas.(m*n)
Sisi lain,salah seorang pedagang di lokasi awak media yang tidak mau di sebut namanya sangat mengeluhkan pekerjaan drainase ini yang sudah berlangsung satu bulan lebih.Akibat dari pekerjaan ini,para pedagang dan masyarakat terganggu berjualan dan mengalami putusnya sambungan air PAM,arus listrik dan sambungan air limbah. Kami tidak pernah ketemu dengan Pimpro dan pengawas dari PU selama proyek ini berjalan,untuk menyampaikan keluhan yang kami alami.
Dan pernah saya stop mereka bekerja akibat apa yang kami alami tersebut bang, lalu pengawasnya datang menjumpai saya dan masyarakat lalu kami sampaikan keluhan yang kami alami di depan Kepling.
Selanjutnya awak media ini ketemu dengan pengawas proyek mempertanyakan tentang plang proyek, pekerjaan dan nama perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut.
Anehnya,si pengawas tidak tahu nama perusahaan kontraktor nya karena ini sudah perusahaan yang pihak ketiga. saya tidak tahu bang,ujar si pengawas.
Kemudian,Rabu(12/1) wartawan mencoba menuju kantor lurah untuk mempertanyakan tentang pekerjaan drainase di Jalan Sriwijaya dan memberikan surat yang isinya hanya pemberitahuan dari Dinas PU.Pihak kelurahan juga tidak pernah jumpa sama Pimpinan Proyek (Pimpro) untuk menyampaikan keluhan masyarakat akibat dari pekerjaan proyek drainase tersebut Pengawas proyek yang kami jumpai di lapangan juga tidak mau tahu dengan keluhan masyarakat yang kami sampaikan untuk di sampaikan ke pimpinannya.Kami jadi bingung bang sama siapa kami sampaikan keluhan masyarakat tersebut.
Sebagaimana diketahui, tumpukan tanah bekas galian di Jalan Sei Belutu dan Jalan Sriwijaya cukup mengganggu warga sekitar dan pengendara yang melintas.(m*n)