SUMUT.TOP, MEDAN - Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumut yang juga Jubir Satgas Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah, Senin (17/5/2021) mengakui, bahwa sejak diberlakukannya operasi Ketupat Toba itu jumlah kenaikan kasus covid di Sumut memang cenderung melambat. Artinya kata Aris, upaya untuk menemukan kasus baru bisa menjadi lebih cepat.
"Ini juga dapat menghambat laju penularan Covid-19 dari luar masuk ke Sumut," jelasnya.
Malah, menurut Aris, bila seandainya penyekatan tidak dilakukan oleh kepolisian, bisa jadi jumlah kasus Covid-19 akan menjadi lebih tinggi. Karena banyaknya orang yang membawa Covid-19 dari luar semakin lebih berpotensi untuk menciptakan kasus-kasus baru. "Sehingga ledakan kasus bisa Covid-19 bisa dihindari dengan adanya Operasi itu," pungkasnya.
Sebelumnya, dalam Operasi Ketupat Toba 2021 yang telah dilakukan selama 12 hari, total sebanyak 10.018 kendaraan telah diputar balik oleh Polda Sumut telah dan jajaran.
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan, hal ini dilaksanakan sebagai wujud dari keseriusan Polda Sumut dalam mencegah penyebaran Covid-19.
Hadi memaparkan, selain memutar balik, polisi juga memeriksa sebanyak 14.150 unit kendaraan, terdiri dari 4.779 sepeda motor, 5.485 mobil, 1.227 bus, 1.786 mobil barang dan 828 kendaraan khusus).
Tidak hanya memeriksa kendaraan, sambung dia, petugas juga memeriksa sedikitnya 10.267 orang pemudik dengan swab antigen. Hasilnya ditemukan 5 orang dinyatakan positif Covid-19.
"Kami melakukan penyekatan di 73 titik batas wilayah, memutar balik kendaraan dan memeriksa para pemudik. Seluruh upaya ini, kami tempuh demi menyelamatkan masyarakat agar terhindar dari Covid-19 karena Polda Sumut bekerja serius menangkal penyebarluasan Covid-19," ungkapnya, Senin (17/5/2021).
Hadi Wahyudi membeberkan, untuk mengawal pelaksanaan operasi Ketupat Toba 2021 tersebut, Polda Sumut mengerahkan hingga 11.600 personel gabungan. Khususnya kata dia, dalam menjalankan tugas di pos-pos penyekatan larangan mudik.
"Untuk itu kami mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan prokes, kapan pun dan di mana pun," ujarnya. (rel)